"SEPERTI MIMPI”
Galaupun
melanda, apa yang sekarang ada difikiranku, akupun gak tahu...yang ku tahu aku
sedang mecoba mencari ketenangan dalam fikiranku saat ini, setelah hampir dua
minggu hati ku rasanya ingin selalu menangis, keq ngarasa teriris, jiaaahh keq
danging aje diiris-iris. tapi sumpeh looo perih banget gak karungan...eehh
salah maksud aku gak karuan, hiks...hiks...masih galau nih ceritanya.
Rasanya
seperti mimpi itu yang kurasa sekarang... empat bulan masa yang sedang asyik -
asyiknya itu dalam berpacaran, tapi dewi fortuna rupanya tak berpihak padaku
hiks...kasian banget sih gwe..."wolles" *smile :).
Tiba -tiba
seminggu setelah hari ulang tahunku yang ke 23, dia menghilang, aku kirim
pesanpun lama sekali dia membalasnya, "gak tahu apa schaatje, aku kangen
banget sama kamu" bisikku dalam hati dengan sedikit murung...ku ulur nafas
panjang agar ku bisa lebih sabar menunggu kabar darinya.
"oohh...ilhaaaaammm,,,kau
memakai guna-guna apa sampai fikiranku tak mampu berkutik sedikitpun dari
ingatanku padamu" diriku membatin sendiri, aku gak bisa konsentrasi
dikerjaanku, ada sesuatu yang aneh dari naluri wanitaku tentang dia...tiba-tiba
saja tentang wanita itu...iyaaa...wanita yang sudah meninggalkanmu itu, yang
sudah menorehkan luka dalam ragamu itu,,,,entah sejak kapan, satu menit yang
lalu kah, lima menit yang lalukah atau bahkan satu abad yang lalu kah, wuduh
buseet lama bener boo...fikiran itu menyeruak dalam bayang imajinasiku,,,
Rasa takut
yang tiba-tiba menyambar ini benar-benar menggangguku dalam berkonsentrasi
dikerjaanku, alhasil kerjaku gak maksimal, banyak kesalahan yang ku buat, entah
itu aku mengetik DO (delivery order), mengetik SJ (surat jalan) untuk pegiriman
barang, nyampain informasi dari ASPS ke atasan dll. Insting ku semakin kuat
rasanya ingin cepat-cepat tahu kabarnya untuk memastikan bahwa dia gak apa-apa,
terutama hatinya fine ajah dengan ku,,, langsung ku raih handphone ku sepantas
mungkin, yang terletak di samping komputer kerjaku, dengan pantas ku ketik
massage "goedemorgan
schaatje...sudah
bangun ke ilhamnya dewi" dengan tambahan icon smile dan kiss dan apa ajalah
yang nunjukin kalo aku sayang banget sama dia, klo aku kangen banget sama dia,
selesai mengetik langsung aku tekan tombol "send", sudah...fikirku
lega tinggal tunggu balasan dari ilham, yang aku yakinin hanya beberapa menit
pasti dia balas karena ini sudah pukul 11.00 wib pasti dia sudah bangun, karena ilham selalu tidur pagi hari bisa dibilang seperti laki-laki kelelawar, malam
begadang, klo pagi datang dia tiduuurr...maklumlah dia sering dapat giliran
jaga malam...eits dia bukan satpam looh...dia jaga web takut-takut ada yang
ngobrak abrik sama orang yang gak bertanggung jawab. awalnya aku memaklumi itu
tapi lama kelamaan aku kawatir sama kesehatannya....karena kau sangat
menyayanginya aku gak mau dia kenapa-napa dengan masalah kesehatannya, mungkin
gak sekarang tapi nanti.
"criing"
lima menit kemudian pesan masuk langsung ku buka dengan hati lega dan
berbunga-bunga, ada bunga mawar, melati, anggrek, kamboja dan lain-lainlah
pokoknya semua jenis bunga ada tapi selain bunga bangkai yaak..
"pagi.." balasnya singkat, akupun bingung mau balas apalagi karena
yang aku inginkan sudah dapat yaitu kabarnya yang selama 12 jam gak ada karena
dari pukul 10.00 pm s/d 11.00 am bagiku cukup lama keq ngrasa satahun hehhehe
kata anak jaman sekarang alay banget katanya, secara pukul 10.00 pm aku sudah
tidur karena kelelahan dalam perjalanan pulang kerja yang seharusnya cuma
membutuhkan waktu 30 menit menjadi 3 jam perjalanan ke rumah karena macet,
maklum jakarta, kota yang jika difikir secara logika banyak sekali membawa
kerugian yang teramat besar, salah satunya yang signifikan adalah waktu
,sedangkan ada pepatah bilang "time is money" tapi yaasudahlah gak
ngurusin itu aku yang penting bisa pulang dan gak nginep di jalan.
"baru
bangun schaat..."
ku lanjut balas massagenya,
"iya,
hoaaaamm..." balasnya, seolah - olah dia masih merasakan kantuk.
"semalam
tidur jam berapa?" sambung sms ku,
"gak
tau.." balasnya lagi
Aku mencoba
untuk tidak membalasnya lagi, berharap dia akan bertanya seperti
biasanya...biasanya ilham sangat perhatian sama aku, dari mulai masalah makan,
kegiatan ku sehari - hari, tapi akhir - akhir ini sikapnya agak beda, entah
karena aku sering silap karena lupa hubungi dia, klo aku udah sampai rumah atau
mau keluar rumah atau apa aku gak tahu, tapi yang jelas aku tidak pernah lupa
sama dia.
Tak lama aku
merasa jengah, emosiku tak bisa terkontrol, biasa kalau aku marah aku suka
mantion di twitter tapi tanpa menyebut merk maksudnya tanpa menyebut
orangnya, "kalau emang menganggapku ada, pastinya kau tidak akan bersikap
seperti ini", uuppsss...ternyata ilham membaca mention ku.
"criing"
bunyi handphoneku ada sms masuk,
"kamu
kenapa" isi smsnya singkat,
"aku gak
apa-apa" balasku,
Lima menit
kemudian sms masuk lagi "criiiiiing..."
"kamu
kenapa sih" sms, seperti bernada kesal dengan mentionku.
"aku
gpp, lagi bete ajah"
"bete
kenapa?, karena kerjaan atau apa?, tanyanya lagi inginkan alasan yang jelas
kenapa aku bete.
"iya"
singkatku. padahal dalam benakku, aku bete karena kamu ilham, aku sedang ingin
bersama kamu, biasanya kalau aku bilang bete dia selalu ngajak aku keluar untuk
jalan setelah jam kerjaku usai, tapi ini tak ada tanda-tandanya sedikitpun.
"kenapa
dengan mereka?" tanyanya lagi memastikan kalau aku benar-benar bete karena
kerjaan ku.
"biasalah"
jawabku seolah-olah merajuk
"baiklah...aku
kasih kamu waktu buat sendiri dulu" dari smsnya seolah-olah dia gak mau layan
kebeteanku. akupun semakin geram. next aku balas lagi
"kalau
orang lagi bete itu biasaya ditemenin, bukannya suruh sendiri" dengan agak
sedikit menyampaikan maksudku, agar aku ditemenin smsan karena aku
benar-benar kangen suasana dulu yang bagaimanapun sibuknya selalu bisa buat
berbalas sms.
"bukannya
aku gak mau temenin kamu, tapi biasanya orang yang sedang bete kalau diajak
ngobrol itu gak nyambung, pikiran sama perasaan beda" balasnya memperjelas
alasan agar aku menurut.
"terserah
apa katamu" balasku, sedikit kecewa dan berusaha menerima.
Tapi karena ilham terlalu sensitif dengan kata-kata melalui tulisan, dia memiliki arti
berbeda dari jawabanku yang terakhir itu, dia menganggap aku marah padanya,
padahal sedikitpu tidak.
"yasudahlah..."balasnya
singkat, akupun tak membalas smsnya lagi karena aku anggap permasalahnnya sudah
kelar, tapi gak sampai disitu. lima menit kemudian ilham menelponku.
Lagu
christina perry menggema dari handponeku, sepantas mungkin aku angkat,
terdengar suara ilham dengan nada yang datar tapi agak menekan "kamu kenapa
siih, kalau bete jangan bawa-bawa orang lain".
"iyaa"
dengan nada pelan aku menjawab seperlunya
"yasudah
terserah kamu saja"...teett...talian teleponpun putus.
Kini aku
hanya terdiam membisu di depan komputer kerjaku, rasanya ingin marah, kecewa,
takut, nano-nanolah, aku coba fikirkan kembali apa yang telah aku mention
tadi beserta jawaban-jawaban yang aku lempar tadi, rasanya gak ada yang
menyakitkan, gak ada pula yang menyinggung tapi yasudahlah...
Biasa aku
pulang sampai rumah selalu kasih kabar sama ilham, memberitahukan kalau aku
sudah di rumah tapi kali ini aku tak melakukannya, karena masih merasa geram
akibat percakapan yang tadi siang. sampai pagi haripun aku tak bertanya
kabarnya.
Tapi aku coba
untuk meluluhkan amarahku, aku hubungi dia lagi seolah-olah kejadian kemaren
tak pernah terjadi, tapi apa yang aku dapat, jawaban yang sangat dingin,
sedingin kutub utara yang dihuni oleh orang-orang eskimo yang makannya daging
tidur di rumah es cream....oopss...rumah iglo maksudnya T_T.
Rinduku
semakin menyeruak, ingin rasanya bertemu dengannya,,,aku coba kirim pesan lewat
sms untuk menyatakan kalau aku kangen banget sama dia, dan berharap dia akan
mengajakku untuk bertemu, tapi apa balasan pesannya.
"boleh
minta tolong,,, kasih aku waktu untuk sendiri" jawabnya,
Sungguh
jawaban yang tak aku duga,,,,dalam mindaku bertanya-tanya apa yang sedang
terjadi padanya, tak biasanya dia seperti ini, ilham yang aku kenal dia seorang
yang dewasa, selalu logika, adakalanya gila dikitlah yang penting dia seneng
dan dalam batas kewajaran. tapi kali ini naluri wanitaku mengatakan berbeda,
tiba-tiba jantungku berdegup tak biasanya seperti orang yang habis lari
ketakutan dikejar anjing, yaaa hatiku ada rasa takut, gelisah, dan semua energi
positif dalam tubuhku menjadi panas, nafasku tak mampu aku atur se rilex
mungkin, terasa berat sekali,,,sosoknya muncul dalam bayang imajinasiku, sosok
wanita yang pernah ia ceritakan kepadaku tentang seseorang yang pernah dia
cintai dulu, bahkan hampir ilham akan menikahinya tapi wanita itu memutuskan
hubungan itu secara sepihak. jika itu yang terjadi padaku mungkin aku sangat
tidak bisa menerimanya dan mungkin saja aku hidup tapi seperti mati, itu pernah
aku alami 3 tahun yang lalu dengan lelaki yang sangat aku cintai, tapi karena
jarak dan asal yang berbeda aku memutuskan untuk memilih pulang ke keluargaku
di indonesia, satu hal lagi kenapa aku memilih pulang ke indonesia daripada
menyambung kontrak kerjaku di negeri jiran malaysia, karena aku ingin melihat
keseriusannya denganku, tapi ternyata dia memintaku untuk melupakannya,
berkali-kali aku hubungi untuk memastikan kalau aku bisa menunggunya untuk
menjemputku di sini tapi tak satupun panggilan tak dia jawab,,,
Berhari-hari
aku murung diri, makan tak enak, tidur tak lena, mandi tak basah, bedakpun tak
lekat,,,jiaaahh,,,keq apa ajah lebeeeyyhh...lanjuut...itu sungguh situasi yang
sangat membunuhku...ketika ku sekejap termenung tak terasa air mata mengalir
dari mataku. seorang ibu selalu tahu apa yang anaknya sedang rasakan, lalu
beliaupun mendekat dan memelukku mencoba menenangkan hatiku, tapi hati seorang
ibu terlalu lembut seolah-olah hatiku adalah hatinya, kamipun menangis
bersama dalam sebuah pelukan, satu kalimat keluar dari mulut seorang ibu
"sabar nak..." berusaha untuk menguatkanku, akupun rasa tak sanggup
melihat tangisnya yang juga merasakan penderitaan hatiku, dari situ aku sadar
aku merasa telah melukai hati ibuku dengan kesedihanku, dan sejak itu pula aku
bulatkan tekatku untuk melupakan lelaki itu.
**
"baiklah...aku
ngerti kok schaat" balasku, dengan meyakinkan dia kalau aku bisa terima
keinginannya sekarang untuk sendiri.
"thanks..."
balasnya singkat.
Aku berusaha
menenangkan fikiranku untuk berfikir positif tentang ilham, tapi lagi-lagi
wanita itu....yaa wanita itu lagi masuk dalam fikiranku...."OOOMG...dia
sudah berakhir" desahku, tapi aku tak bisa menafikkan itu...rasanya aku
ingin sekali banyak bertanya pada ilham tentang wanita itu, apa masih ada dalam
hatinya, apa masih ilham berharap padanya, atau mungkin akan adakah kemungkinan
kembali lagi dengan wanita itu, pertanyaan yang sama yang pernah aku tanyakan
sebelumnya tapi dia hanya menjawab "aku tak mungkin menghidupkan orang
yang sudah mati". dan jika aku pertanyakan lagi tentang hal yang sama
sekarang rasanya tidak mungkin.
**
Seminggu tak
ada kabarnya, seperti bungkam seribu bahasa,,, aku benar-benar gelisah tak tahu
harus bagaimana...kalau aku hubungi ilham terus-terusan pasti dia akan muak
padaku, fikirku. seminggu itu benar-benar waktu yang sangat menyiksaku, andai
keadaan sudah membaik aku igin menyampaikan satu kalimat padanya
"ilhaaaam...jangan lakukan ini lagi padaku" pintaku dalam hati sambil
membayangkan laki-laki yang ku cintai ada si depanku sambil memeluknya mesra,
memohon agar dia mengerti bahwa aku sungguh mencintainya dan tak ingin dia
pergi dariku.
Seminggu itu
aku benar-benar merasa sepi, dia yang biasa menemani hari-hariku, kini tak tahu
sedang dimana, sedang apa, dan bagaimana, sungguh aku sangat merindukannya.
Tepat pukul
12.00 wib pas jam istirahat kantor, aku coba beranikan diri untuk menghubungi
dia berkali-kali tapi tak satupun panggilan teleponku tak dijawabnya. badanku
rasanya panas dingin, jantungku berdekup tak beraturan, nafasku terasa panas,
fikiranku pun seketika terasa kacau. "segitunyakah dia menghindari aku?, ilham please...hubungi aku" rengekku dalam hati.
"criiing"
15 menit kemudian ada sms masuk, langsung ku baca dengan perasaan yang
bercampur aduk.
"bisa
tolong berhenti telepon aku terus2n?, aku lagi ada kerjaan...aku bakal telepon
klo aku emang siap ngomong...tolong...jangan bikin aku makin gak mau ngomong
dengan kamu telepon2 terus..."
Tubuhku
gemetar setelah membaca sms itu, seolah-olah aku pengganggu hidupnya,
seolah-olah aku orang yang sangat memuakkan dihidupnya,,,,aku coba untuk
menenangkan diriku semampu mungkin, tapi benar-benar rasa ini tak bisa aku
sanggah sendiri.
Pukul 17.00
wib waktu kerjaku selesai untuk hari ini, sambil bebenah meja kerjaku otak ku
terus berputar, memikirkan kerisauan hati ini, hari ini rasanya aku gak ingin
pulang ke rumah, kalau aku pulang kerumah pastinya hatiku serasa semakin
tertekan karena orang rumah tak ada siapa yang tahu hubunganku dengan ilham dan
secara otomatis aku gak bisa bercerita kesiapa-siapa tentang keadaan jiwaku
sekarang, terus aku mau pulang kemana?. tanyaku dalam hati. otakku terus
berfikir kemana aku harus pergi untuk sementara ini....terus aku berfikir,
mengingat-ingat yang sekiranya bisa buat tempat pulangku sementara... yah!
akhirnya aku nemu juga, aku punya tante yang tinggal di daerah johar baru
jakarta timur, sebelum aku keluar dari kantor aku coba menghubungi tanteku,
tante fitri namanya, kami lumayan akrab dulu di kampung, tante fitri juga
wanita yang mandiri, baik hati dan selalu bersemangat, selama aku kenal tak
pernah sedikitpun ia mengeluh keadaannya meski harus menghidupi anak dan
suaminya, karena suaminya bisa dibilang ABG, masih senang-senangnya maen tapi
karena pilihan, mbak fitri menjalaninya dengan ringan hati.
Ku buka
kontak di hapeku ku dail nama mbak fitri, untuk mencari lebih cepat sepintas
muncul langsung aku tekan "call" dari hapeku.
"assalamualaikum"
"walaikumsalam"
terdengar suara yang nyaring menjawab salamku dari talian telepon, ya itu suara
mbak fitri suara yang agak cempreng yang menandakan kalau dia orang yang ceria.
"mbak...dewi
ada perlu niih...boleh dewi maen ke rumah?" pintaku dengan sedikit suara
agak tertahan.
"kamu
ada masalah apa dew...kesini aja".
"iya
mbak, dewi kesana sekarang ya.." sepintas langsung aku matikan telepon,
langsung bergegas mencari kendaraan yang kearah johar baru tapi sebelumnya aku
harus keterminal senen dulu,,,mencari kendaraan yang ke arah johar baru.
Hiruk
pikuknya jakarta di sore hari yang penuh kepadatan kendaraan sampai traffic jam
bisa sampai berjam-jam menambah kesedihanku ,selama perjalanan pikiranku tak
bisa sedikitpun tak memikirkan ilham,,,aku gak nyangka ilham bisa melakuakan ini
padaku, kebersamaan kita selama ini apakah tidak bisa menciptakan sesuatu yang
bisa dia banggakan, atau aku wanita yang kurang menyenangkan baginya, sampai
dia melakukan ini padaku, tiba-tiba menggantungkan cintaku.
Beberapa jam
kemudian sampai juga di johar baru, legaaaa rasanya...langsung aku hempaskan
tubuhku di kursi ruang tamu rumah tanteku...tanpa banyak tanya tante fitri
langsung mengerti kelelahanku lima menit kemudian tante fitri keluar dari dapur membawakan teh manis hangat untuk ku supaya aku bisa agak rilex sedikit.
"kamu
kenapa dew...?"sembari duduk disampingku sambil membelai rambutku yang
kusut dan badanku yang sedang sedikit merebah di kursi tamunya.
"ada
masalah apa? mukamu itu loohh keliatan sedih sekali" lanjutnya menanyakan
keadaanku.
Seketika
ingin sekali rasanya aku menangis sepuas-puasnya, tapi aku gak tahu rasanya
susah sekali untuk menunjukan tangisanku seperti ada yang menahan untuk tidak
menunjukan kesedihanku yang berlebihan. maksud kedatanganku ke rumah tante
fitri untuk curhat tentang keadaan hatiku sekarang sepertinya harus aku cancel
karena tiba-tiba aku benar-benar tidak bisa berbicara apapun hanya bisa
terdiam dengan mata yang aku rasa sedikit membasah tapi tak sampai aku
menangis.
"hidup
itu jangan terlalu diambil pusing...jalani aja dengan slow" katanya,
sesaat seketika aku tidak menjawab pertanyaannya yang pertama.
"kalau
ada masalah ceritalah...jangan disimpan sendiri yang ada nanti kamu bisa gila
looo..." lanjutnya dengan sedikit menggodaku berharap akan ada respon yang
positif dariku yang sedari tadi hanya duduk terdiam.
"aku gak
apa-apa mbak" akhirnya aku merespon meski dengan sedikit suara tertahan
karena ingin nangis tapi tak bisa nangis.
"aku gak
tau tiba-tiba saja aku ngrasa sedih kayak gini" lanjutku, meskipun dia
tanteku aku tidak pernah memanggilnya tante, aku lebih suka manggil dia mbak
karena udah kayak kakakku sendiri, meskipun aku belum pernah merasakan
bagaimana rasanya punya kakak kandung karena aku anak semata wayang dari orang
tuaku, tapi menurutku meskipun aku anak satu-satunya dari orang tuaku aku
termasuk bukan anak yang manja, aku lebih suka mandiri dari awal aku sekolah
SMP sampai kuliah bahkan sekolahpun aku mencari sendiri dimana sekolah yang aku
mau dan sekiranya orang tuaku mampu untuk membiayai, tak pernah sekalipun aku
didampingi ibuku ataupun ayahku untuk mengantarku mencari sekolah gak seperti
teman-temanku yang lain yang biasa aku lihat, selalu saja aku melihat mereka
dengan orang tuanya pada saat daftar ulang pertama masuk sekolah entah itu
didampingi ibunya atau ayahnya bahkan ada juga yang dua-duanya ikut mendampingi
anaknya..."ooooohhh sungguh anak yang sangat merepotkan orang tua"
fikirku, akupun tak pernah minta yang muluk-muluk seperti barang mewah, HP,
pakaian bagus, sepatu bagus atau semacam lainnya. kalaupun aku ingin beli sesuatu
di luar keperluan sekolah sebelumnya aku sisihin dulu uang sakuku untuk aku
tabung kalau sudah cukup aku gunakan untuk membelinya.
"baiklah...sekarang
kamu mandi, lalu makan kemudian tidur, udah bau, kucel, kumel kayak gini, nampak
jelek sekali keponakanku yang satu ini" suruhnya sambil sedikit ngeledek
keadaanku,,,dengan berat hati aku melakukan apa yang tanteku suruh...tapi tetep
aja aku masih terfikirkan ilham...."oooohhh ilhaaaam, please hubungi aku
secepatnya" desahku dalam hati sambil merebahkan tubuhku dikasur...
Jam
menunjukan pukul 12.00 tepat tengah malam, namun mataku masih saja tak mau
mengantuk padahal besok aku masih harus masuk kerja dan malamnya ada kelas di
kampus tapi sekarang sudah aku putuskan untuk besok aku ijin dulu untuk
tidak masuk kerja dan tidak ikut kelas dulu untuk sementara waktu, aku ingin
menenangkan diriku dulu. Aku mainkan hapeku yang sedari tadi aku pegang, rasanya
aku ingin benar-benar contect ilham, ingin menyelesaikan semua masalah yang ada. sepintas aku beranikan diri untuk kirim massage ke dia.
"schaat...kapan
kamu akan hubungi aku?"...send...satu sms aku kirim.
rasanya kau
belum puas aku ketik massage lagi ke dia,
"sayang...kalau
ada masalah ayok kita selesaikan berdua....jujur aku ingin serius sama hubungan
kita, kalau ada yang mengganjal katakan sama aku, agar aku tahu dan mungkin
aku/ kita bisa perbaikinya, pleasee,,," send massage ke dua aku kirim,
masih saja aku belum yakin dai akan meresponnya. Lalu aku mencoba untuk
meneleponnya tapi berkali-kali teleponku tak dia jawab, aku benar-benar semakin
risau, rasanya tak ada tenaga, tak bersemangat untuk menyambut hari esok, tapi
aku berusaha untuk mengatur emosiku, meyakinkan semuanya akan baik-baik saja.
"baiklah
kalau kamu masih gak mau angkat teleponku atau mungkin kamu sudah tidur,
seenggaknya nanti kamu bisa balas massageku, agar hatiku sedikit
tenang,,,please,,,aku mohon dengan penuh harapan, buka sedikit celah hatimu.
aku percaya kamu lebih dewasa daripada aku dan kamu lebih tahu bagaimana
menjalani hubungan yang baik. Aku serius sama kamu...aku percaya selama ini
kamu gak pernah ada niatan mempermainkan aku, kamu pernah bertanya kenapa aku
memperlakukan kamu sangat spesial, salah satunya alasan aku karena aku ingin
serius, dan kalau boleh jujur kalau kamu marah lebih baik kamu maki-maki aku
daripada aku kamu diamin seperti ini, aku yakin kamu punya hati yang lembut,
please say to me..." massage terakhirku malam itu, selebihnya aku masuk
dalam ruang kosong yang gelap entah apa yang aku pikirkan lagi aku telah
terlelap dari tidurku.
**
Pagi datang,
rasanya aku tak ingin sekali bangun secepat ini, aku ingin tidur selamanya
sampai aku lupa segalanya, tapi itu impossible karena hidup ini kan terus
berputar sampai allah menentukannya kapan akan dihentikan. Aku merabah-rabah
kasur tempat tidurku berusaha mencari HP ku yang entah tadi malam aku letakkan
dimana, serasa ada gundukan keras di punggungku aku pun mencoba merabanya,
ternyata hapeku disini, aku tindih sewaktu aku tidur, langsung aku lihat layar
HP ku pas jam menunjukan pukul 4.00 a.m "subuh belum lagi" fikirku,
aku bangun dalam kerisauan hati yang tak menentu, ilham...ilham...ilham...yang
difikiranku hanya dia tak ada yang lain. Secara reflek aku membuka
twitter...langsung terpampang di twitterku "next time when you came around,
i might not be here anymore" ilham menulis TL di twitter,
JLEEBB...jantungku terasa ditusuk, aku tak bisa bernafas, sesak rasanya dadaku,
darahku seperti tak mengalir lagi di sela-sela tulangku, udara hangat dalam
tubuhku menjadi dingin, nyawaku rasanya langsung kabur dari tubuhku seperti mau
nyamperin yang buat TL itu seperti tak sabar menunggu badan yang punya raga ini
beranjak langsung saja ditinggal pergi begitu saja. Aku berusaha menguatkan
tubuhku, aku atur setenang mungkin fikiranku "ya allah...apa maksud dari
TLnya?" tanyaku berusaha berdialog dengan tuhan yang punya hidup.
"mungkinkah dia akan pindah dari jakarta? atau dia takkan lagi menemuiku
seperti biasanya? meski tetap tinggal di jakarta?" banyak sekali
pertanyaan dalam otakku tentang TLnya itu.
Lagi-lagi aku
coba beranikan massage dia menanyakan tentang TL yang dia buat semalam,
meskipun massageku semalam tak dia balas tapi setidaknya dia sudah tahu
perasaanku.
"ilham
maksud TL kamu apa? 'next time when you came around, i might not be here anymore'
kamu mau ninggalin aku? ilham jangan gantungin aku kayak gini aku mohon"
Setelah aku
sms dia langsung aku berusaha nenangin diriku dengan sholat tahajud, aku
memohon untuk dikuatkan, diberikan kesabaran dan keikhlasan menghadapi masalah
ini. aku berusaha berdialog sebisa mungkin dengan allah yang memberi hidup.
"ya
allah...kuatkan aku untuk menghadapi sesuatu di luar kemampuanku, ikhlaskan aku
untuk menerima kemungkinan di luar sepengetahuanku" doa ini selalu ku
ulang-ulang sampai hatiku terasa tenang.
Setelah
beberapa hari aku melaksanakan sholat tahajud setiap malam, hatiku merasa lebih
tenang dan serasa lebih siap menghadapi apa yang akan terjadi diwaktu yang akan
datang entah itu lima menit kemudian, satu menit kemudian atau bahkan satu
second setelah ini.
**
Senyum sudah
mampu aku pajang di depan orang-orang sekitarku, seperti memajang foto baru
yang sedikit narsis di profil entah itu di fb, twitter, whatsapp, ym, bb atau
yang lainlah...
Seperti biasa
aku mulai aktifitas pagiku dengan pergi ke kantor, dengan perasaan sedikit
ringan dan keikhlasan...sampai kantor langsung aku nyalakan AC, tak lupa pula
komputer kerjaku, aku buka email kerjaku, menentukan kalau tak ada masalah
selama aku absen kerja.
"criiiiing"
bunyi HPku tepat pukul 8.00 am. awal lagi, baru saja jam masuk kerjaku...dengan
pantas langsung aku ambil HPku yang aku letakkan sebelah keyboard dengan mata
tetap menatap ke layar komputer.
"yang
aku bisa bilang, permasalahnnya bukan pada kamu tapi pada diri aku
sendiri....maaf aku cuekin kamu beberapa hari terakhir karena aku benar-benar
butuh waktu untuk sendiri...dan kalau boleh tanya dan minta ke kamu, bisa gak
yah kita jadi teman aja? bukan sebagai pasangan? tolong jawab, nanti aku
jelasin kenapa aku begini, yang jelas gak ada sedikitpun niatan aku untuk
mempermainkan atau niatan buruk ke kamu" sms yang to the point menurutku
dari ilham laki-laki yang sangat aku cintai, but I like it.
Untungnya aku
sudah menyiapkan benteng takesi di sekitar hatiku (oalaaa...kayak acara TV
aja), jadi aku tidak terlalu kaget dengan kemungkinan yang sudah aku rasa
sebelumnya.
"bisa
kita bicara secara langsung" balasku,
"silahkan
bilang aku gak jantan atau penakut, tapi menurut aku lebih baik gak tatap
muka..." balasnya lagi meyakinkan aku kalau dia benar-benar tidak ingin
menyampaikan secara langsung. itulah cara laki-laki yang tidak ingin terlihat
lemah didepan wanita, bahkan tidak ingin terlihat menangis didepan wanita.
"bukan
begitu...aku gak bilang kamu seperti itu" aku berusaha meyakinkannya,bahwa
aku tetap berfikir positif tentang dia.
"ya udah
penjelasan aku seperti yang aku kirim di awal, gimana? bisa tolong fokus ke
topik?" pintanya.
"kasih
aku waktu untuk berfikir" balasku, untuk mencari sedikit udara dalam
otakku, dan sedikit ruang dalam hatiku.
criiing...smsnyapun
masuk lagi,
"sebenarnya
kalau aku mau jahat aku bisa saja ngilang tanpa kabar, tapi karena aku
menghargai kamu sebagai perempuan...walaupun sakit yang penting aku jujur...itu
yang aku fikirkan sedari kemaren gimana caranya untuk bicara sama kamu
agar tak terlalu menyakitkan hati kamu dan dengan diri aku
sendiri.."gamblangnya lagi,
"sekali
lagi yang bermasalah bukan kamu tapi di aku" lanjutnya.
"apa
masalah kamu yang sebenarnya" aku berusaha untuk akur dan tetap bersahabat
dengan keadaan ini. banyak khikmah dibalik persaanku kemaren, aku jadi rajin
sholat tahajud, dan tentunya aku bisa menghadapi masalah dengan tenang seperti
sekarang ini.
"aku
ternyata masih belum siap untuk jalin hubungan lagi...sakit hati dan kekecewaan
hasil hubungan yang lalu masih ngebekas di diri aku" jelasnya. kalimat
"masih ngebekas di diri aku" membuat aku paham kenapa dia bersikap
seperti ini, membuat aku merasa empati tentang apa yang ia rasakan selama ini.
"sebelumnya
aku sudah merasakan hal itu ham..." balasku. memberitahukan bahwa aku
sudah punya insting seperti yang ilham jelaskan.
"aku
boleh tau semuanya?" dengan rasa kecewa yang bersembunyi dihatiku dan rasa
ingin tahuku tentang sejauh mana keadaan hati ilham sekarang ini, akupun mengirim
sms lagi sebelum ia balas sms ku yang sesudahnya.
"maksudnya"
balasnya seperti tak tahu maksud aku.
"maksudnya,
aku boleh tanya sesuka aku, sampai aku tahu semuanya?" jelasku.
"tetap
ada batas, kalau bisa dan masih dibatas toleransiku masih mugkin aku jawab,
kalau bukan wilayah kamu gak akan aku jawab dan kamu harus ngerti dan gak
punya hak untuk maksa" tegasnya, mengingatkan aku tentang tata krama
bertanya, dan ke logisannya. tapi itulah dia yang setiap orang tidak boleh tahu
tentang dirinya.
aku sedikit
tak menghiraukan smsnya itu, tapi aku tahu maksudnya. langsung aku luncurkan
pertanyaan ke dia.
"kamu
masih sayang sama mantan kamu?, terus apa yang sebenarnya kamu rasakan sama
aku?" dengan hati yang sebenarnya remuk namun aku masih tetap bisa
bertahan.
"jujur,
aku masih sayang sama mantan aku...karena kamu tahu sendiri usia pacaran aku
yang lalu, dan kalau ke kamu, jujur aku belum terlalu mencintaimu masih sekedar
sayang...mau aku tipu bagaimanapun juga hati aku masih belum bisa
terima..." gamblangnya....
Aku paham
perasaannya...aku juga tahu usia pacaran dia dengan mantannya yang lalu cukup
lama, 8 tahun usia yang menurutku cukup matang untuk menuju kearah yang sangat
serius, apalagi waktu yang cukup lama itu tentunya meninggalkan kenangan yang
mungkin cukup lama juga untuk dilupakan, banyak hal-hal seru yang mereka lalu
dan banyak juga hal-hal sulit yang mereka alami bersama, termasuk menyelesaikan
masalah hubungan mereka yang bisa bertahan selama itu. dan jika aku fikir
mungkin aku takkan bisa bertahan selama itu.
"aku ini
gak marah ya ilham, karena aku tahu kamu sangat sensitif dengan yang namanya
tulisan" sejurus aku luncurkan sms ku lagi, kali ini aku akurkan kalimat
di smsku, karena aku sangat tahu ilham salah satu laki-laki yang sensitif dengan
kalimat di sms, kalau salah persepsi tentunya akan salah arti juga.
"aku
rasa itu berlaku untuk kita berdua" jawabnya serasa tak mau dipojokkan,
ya...dia ilham yang aku kenal yang tak mau dikalahkan anggapannya olehku tentang
semua hal. its ok fine untuk aku. :)
"iya
thank you udah ngasih penjelasan" sambungnya lagi.
"kamu
masih sayang BANGET ke mantan kamu?" sambungku, melanjutkan pertanyanku
sebelumnya.
"gak
yang BANGET seperti yang kamu fikir,,,aku rasa kamu seorang cewek
harusnya lebih ngerti soal perasaan, gak gampang ngilangin perasaan kayak gitu
setelah tahunan berhubungan.." jawabnya, membalikkan pertanyaanku.
"iyaa
aku tahu, aku fikir kamu benci sama aku, banyak yang ada difikiran aku selama
kamu diemin aku" balasku,,,mencoba tetap akur dengan keadaan sekarang.
"gak
kok, aku lagi nyari jawaban ke diri aku sendiri dan hasilnya yang tadi aku
bilang dan tanya ke kamu..."balasnya.
Memang
terkadang sulit menerima kejujuran yang tak sesuai dengan apa yang kita harapkan,
tapi inilah kenyataannya aku coba untuk lapangkan dada ini dengan menyebut
asmaNya. "sungguh ilham aku sangat mencintaimu, aku butuh kamu dalam
hidupku, aku ingin menemani suka dukamu" akupun berdialog sendiri, tanpa
sadar aku mengacuhkan sms ilham selama hampir 10 menit, langsung ku sadarkan
diriku dari dialogku sendiri lalu segera kirim sms balik ke dia.
"apa
kita masih bisa jadi teman dekat?" tanpa fikir panjang aku sampaikan
keinginanku lewat sms.
"justru
itu keputusan terbaik yang keluar dari pemikiran aku buat kita berdua"
"apa
kita masih bisa sharing kayak dulu?"...
"sangat
bisa..."
"apa
kita masih bisa jalan bareng kalau masing - masing lagi jenuh untuk nglepas
rasa suntuk disaat tertentu?" sekilas berbagai pertanyaan meluncur begitu
saja seperti air terjun tanpa berfikir panjang, mungkin karena aku benar -
benar tidak ingin jauh dengan ilham.
"bisa
saja tapi mesti kamu sadari gak akan bisa sesering kemaren..." balasnya
mengingatkan posisi aku dan dia.
"iya aku
paham, apa masih boleh aku sapa kamu setiap pagi seperti
kemaren?..."pertanyaan yang meluncur begitu saja dari pikiranku, yang
tanpa banyak fikir...
" boleh
tapi gak perlu sering - sering... inget posisi kita masing - masing... :)"
balasnya mengingatkan posisi antara kita berdua sekarang ini.
Tanpa aku
balas lagi, aku paham dengan maksudnya,,,,kita tak akan seperti dulu lagi. aku
berusaha berfikir panjang,,,dia tak pergi sepenuhnya dari hidupku toh dia masih
bersedia menjadi teman dekat meskipun tak sedekat dulu.
**
Ada yang
bilang "cinta itu tak harus memiliki" ada juga yang ngotot
"cinta itu harus memiliki" mana yang benar aku gak tahu, dan semuanya
menurutku kembali pada diri kita masing-masing...bagaimana untuk menyesuaikan
keadaan cinta itu...
Cukup sulit
untuk ku menjalaninya tapi aku fikir lebih cukup sulit lagi baginya, aku
berusaha mencari tawa disekitarku, mencari keteduhan dikehangatan mereka, yaa
mereka adalah kawan-kawanku, sahabat-sahabatku, saudara-saudaraku, dan
keluargaku terutama seorang ibu dan sungguh luar biasa aku memperoleh sesuatu
yang lebih,,,mereka seraya datang dengan lengan membuka lebar seolah akan
memeluk mesra memberi kehangatan kepada jiwaku yang kurasa sangat rapuh setelah
impianku dengan orang yang ku cintai berakhir. cinta memang bisa
menghidupkan jiwa namun begitu tajam seketika mampu mematikan jiwa tanpa
merobek raga.
Kehadiranmu
bagai mimpi terindah yang mungkin tak dapat ku lupakan,meski hanya sebentar
namun memberikan banyak hal indah yang aku alami bersamamu dan tak pernah ku
alami bersama yang lain.