Rabu, 14 Desember 2011

Short Story


TERBELENGGU DALAM KHAYALAN CINTA
Add caption


K
ucoba tuk sadari semua ini walau terasa pahit dalam hidupku, kenangan yang lalu begitu terlalu manis tuk aku rasa tapi itu dulu, sekarang?... tentangmu yang lalu begitu indah untuk ku alami sampai ku merasa hanya sekejap ku rasa. Itu semua bagai mimpi terindah yang sebenarnya tak ingin sekali ku akhiri, namun setelah ku sadari ternyata ku telah terbangun dari tidurku itu, tidak!!! Aku yakin itu nyata,wajahmu begitu jelas ku lihat, sorot matamu begitu tajam tuk ku tatap, senyummu begitu manis tuk ku rasa.


Hari itu,
"friend cerita dong, curhat gitu sama aku" suruh iren padaku ketika sedang bersihkan ruang kelas ketika itu juga aku jawab "curhat apaan?", "ya…curhat tentang pacar atau cowok yang kamu suka" sambungnya, kemudian akupun tersenyum "iren…iren…ada angin apa sih suruhnya kok gitu, guebelum kefikiran kesitu kali", iren "ayolah…kalau kamu cerita, aku akan ceritain juga tentang cowok  yang  aku suka". Karena aku penasaran dengan cerita iren jadi aku pura-pura saja suka sama someone dan aku ceritain tentang cowok itu mengenai pertemuanku dengan dia dan selebihnya aku tidak tahu lagi tentang cowok itu, yang aku tahu dia anak kelas tiga dan untungnya aku masih ingat wajahnya. Iren minta aku tunjukin dia tapi dari kajauhan "keren juga" kata iren ketika ku tunjukan cowok itu padanya. H ari itu berlalu sudah beberapa hari aku lupa tentang itu.

Semasa istirahat aku duduk di kursi dekat pintu kelas sambil melihat-lihat temanku dan yang lainnya berlalu lalang depan kelasku. Jeder!!!...pintu kelasku dibuka oleh seorang cowok, aku kaget dan untunglah ada yang menahan sehingga tidak akan bunyi hentakan pintu lagi. Seketika itu juga aku melihat ke arah itu tanpa sengaja aku menatap ke arah yang menahan pintu itu dan secara bersamaan diapun melihat kearahku. Dalam hatiku berkata "diakan cowok yang… aku tunjukin ke iren yang pura-puranya aku suka sama dia'', setelah kejadian itu aku terus kepikiran dia, dimana rumahnya, siapa namanya, dan bagaimana dia aku jadi ingin tahu tentangnya. Aku minta iren sama kawan-kawan yang lain untuk cari tahu tentang dia tapi hasilnya nol.

Aku pernah mimpi dia minta kenalan, belum sempat aku sebutkan nama aku sudah terjaga dari tidurku. Dan beberapa hari kemudian aku mimpi dia yang kedua kalinya, aku mimpi dia tidak menyukai ku tapi dia suka kawanku, aku langsung terjaga dari tidurku.

Seperti biasa aku berangkat sekolah dan hari itu aku ke sekolah terlambat,sesampainya di sekolah aku berlari menuju kelasku dan tidak disangka dia ada di lapangan olah raga dengan bola basket ditangannya, dia tersenyum melihatku berlari melewati rumput lapangan yang hijau dan agak tinggi karena tumbuh subur terkena hujan. Seketika itu juga aku tak menghiraukannya, yang ada dalam  fikiranku hanyalah cepat sampai dan masuk ke kelas. Akhirnya aku sampai di kelas, begitu aku duduk bu rini yang yang waktu itu mengajar mengatakan "saya beri waktu lima menit untuk membaca" aku tersentak dengan ucapan itu, teman sebangkuku mengatakan "hari ini ulangan friend, sudah belajar belum?" tanyanya padaku "belum…" jawabku. Lima menit suasana hening temanku sibuk membaca buku bahan ulangan dan bu rini duduk tenang sambil membolak-balikkan bukunya, sedangkan aku duduk dan membaca buku sambil menarik nafas panjang dan menghembuskannya sambil melihat situasi kelas. "ya siapkan kertas dan kumpulkan buku kalian pada masing-masing deret!" suruh bu rini pada kami semua.  Kemudian temanku yang duduk paling belakang berdiri dan mengambil buku teman yang lain untuk dikumpulkan di depan, sedangkan aku langsung meletakkannya di meja karena aku duduk paling depan. Ulanganpun dimulai suasana kelas terasa tegang ketika bu rini membacakan soal ulangan dan satu jam lagi untuk mencocokan jawaban, dan tidak ku sangka aku mendapatkan nilai tertinggi ulangan kali ini, aku senang sekali. Tapi tiba-tiba  ada yang mengganjal, aku ingat mimpi semalam dan aku merasa sakit hati dengan mimpiku semalam, tanpa aku sadari ternyata aku memang jadi beneran menyukainya "ya allah kenapa begini?" tanyaku dalam hati dan aku merasa betapa malunya diriku tadi, dia tersenyum memandangku yang sedang berlari menuju kelas "oh…may god no!" hatiku mengelak.

Seperti biasa waktu istirahat aku selalu duduk di kursi dekat pintu dan kali ini untuk lihatin kelasnya, setiap kali aku melihat dia aku mersa senang sekali boleh dibilang "my word is full with you" seperti judul lagunya ten2five dan tidak kusangka lagi setiap kali  bertemu, dia selalu sapa aku dengan senyummnya. Seketika itu juga nadiku terasa berhenti, darahku membeku, tubuhku lemas dan jantungku berdetak lebih kencang dari yang biasanya. Wah…….dunia bagaikan terasa berheti berputar. Namun aku selalu berusaha untuk tetap kelihatan cuek di depannya.

Semakin hari aku semakin suka padanya dan aku juga merasa kalau dia suka padaku, aku melihat dari matanya, tingkahnya saat kita berjumpa, tapi sayang aku tidak tahu namanya tapi aku berusaha untuk mencari tahu tentang dia.

Beberapa hari kemudian,
"ani…ani…" dengan riang dan suara lantang iren memanggilku "ada apa ren senang banget kayaknya hari ini?" tanyaku dengan wajah yang sedikit bingung sambil memandangnya. "an gue sudah tahu siapa nama cowok itu" dengan wajah yang riang iren mengatakan seperti itu padaku, tanpa banyak tanya aku paham maksud iren dan cowok yang dia maksud. "siapa namnya ren?" dengan terkejut bercampur rasa senang aku pun bertanya padanya, "namanya rio" jawab iren. "Darimana kamu tahu ren?", "aku tahu dari widia temanku yang sekelas sama dia" jawabnya. Sejak itu aku senang sekali sudah tahu namanya dan sedikit demi sedikit tahu banyak tentang dia.

Semakin hari aku semakin suka sama rio, sehari tak ketemu rasanya kangen…banget dan akupun yakin dia merasakan hal yang sama seperti aku buktinya dia sering kirim salam untuk aku lewat temanku yang senior, kadang juga lewat teman sekelasku. Aku merasa cinta banget sama rio dan aku ingin sekali jadi pacarnya.

Namun sayang ujian kelas tiga sudah dekat  dan aku merasa takut sekali kehilangan dia, jauh dari dia, bahkan tidak bisa ketemu lagi dengannya. Dan ternyata apa yang aku takutkan terjadi, aku tak dapat mengelak dari rasaku, rasa cinta yang begitu mendalam dihati dan rasa rindu yang menggangguku, terasa sakit bagaikan mencabik hatiku sampai ku tak sanggup menahan rasa rinduku padanya dan tak kuasa ku menangis ketika merindunya.

Ku coba tuk bersabar menantinya berharap dia kembali dengan membawa cintanya yang dulu tertunda untukku. Namun ku sadar penantianku kan sia-sia karena dia tak pernah berucap tuk kembali.

Kini ku coba tuk terima yang lain tuk belajar melupakannya. Tapi apa kenyataannya?! Malah ku semakin buruk, semakin tak berdaya dengan rasaku dan mencoba hidup dengan adanya rasaku.

Aku semakin tak mengerti dengan jalan hidupku aku selalu saja menengok masa yang lalu, masa yang menurutku begitu happy tuk ku jalani. Hari yang penuh kejutan rasa dalam hatiku. Tapi, sekarang berbeda jauh, aku merasa takut akan terus begini terpenjara dalam cinta yang kurasa sedangkan sekarang aku sudah memiliki seseorang yang begitu sayang pada diriku tapi aku tak bisa membohongi diriku.

Rasakupun berlangsung cukup lama dari kelas 1 SMP sampai sekarang aku kelas 2 SMK, sungguh tak ku sangaka begitu lama aku mendamba cintanya, menanti hadirnya seperti dulu.

Rike teman sekelasku yang sekarang. Dia sangat periang, "mba ani" dia sapa aku setiap pagi di kelas dengan salam khasnya "assalamualaikum" dengan suara yang lantang memenuhi ruang kelas sampai teman sekelas yang tadinya sibuk dengan usdek alias urusane dewek-dewek jadi berbalik menatap kearahnya, akupun tersenyum dan membalas salamnya "walaikum salam" .

"mba dapat salam" kata rike padaku ketika aku sedang mencatat pelajaran, kemudian aku berhenti sejenak dan menoleh ke arahnya yang duduk disampingku. "salam?! Dari siapa?", "dari risqi" balasnya. Dalam hatiku bertanya-tanya dan penasaran dengan cowok yang namanya risqi yang selalu kirim salam untukku. Untuk menjawab rasa penasaranku akupun bertanya pada rike "rik risqi siapa terus bagaimana dia bisa tahu aku?", "sepupuku, aku sendiri tidak tahu mba, katanya dia lihat mba ani waktu mba main ke rumah sedangkan aku sendiri juga tidak lihat risqi waktu mba ani main ke rumahku" jawabnya dengan jelas.

Kata rike risqi suka sekali padaku, rikepun suka sekali bercerita tentang risqi padaku dan rikepun juga suka cerita ke risqi tentang aku, sehingga risqi tahu banyak tentang aku dan begitupun dengan aku.

Rike tahu kalau aku sudah punya cowok bahkan dia yang suruh aku untuk terima cowok itu Bian namanya, tapi rike tahu kalau aku tidak suka padanya.

Everyday rike selalu cerita tentang risqi padaku dari hal terkecil sampai yang terbesar, dari yang terpenting sampai tak penting sekalipun dan rikepun menyampaikan kekaguman risqi terhadapku. Padahal banyak sekali cewek yang suka padanya tapi risqi tak menghiraukannya. Risqi hanya ingin kenal denganku (wah…ja di tersanjung diriku). Aku semakin penasaran dengan si risqi dan semakin lama aku semakin tahu banyak  tentang kehidupannya, terkadang sampai penasarannya sampai mimpikan dia.

Entah sejak kapan aku merasakan rasa ini, aku rasa aku merasakan apa yang dia rasakan dan itu begitu jelas Nampak dari semua cerita yang aku dengar dari rike, begitu banyak rencana yang ia buat jika berjumpa denganku nanti. Semakin hari semakin jelas rasa dihatiku padanya dan aku harap bisa jumpa dengannya.

Tapi sayang setiap kali aku kerumah rike aku tak pernah bertemu dengannya sampai diapun kerumahku, kita tidak pernah bisa berjumpa, entah apa yang terjadi sebenarnya padaku dan pada dirinya. Aku begitu yakin dengan rasa ini, dan rasa ini dapat mengalahkan semua rasa yang dulu ada dihatiku. Aku bagaikan terhipnotis karenanya, aku merasa rela meninggalkan rasakuyang begitu dalam terhadap rio.

"mba, aku sedih banget, risqi mau sekolah di Jakarta" kata rike waktu istirahat sekolah, hatiku tersentak kaget, namun ku coba tuk kelihatan tenang di hadapannya "nanti aku tidak bisa lagi ketemu sama dia, bercanda dan cerita-cerita lagi" lanjutnya padaku, maklumlah rike sudah dekat sekali dengan sepupunya itu. Dalam hatiku merasakan kegalauan yang begitu mendalam, ingin sekali aku menangis namun ku tahan dengan mata yang berkaca, ku coba tuk tenangkan hatiku mendengar kabar itu.

Sepulang sekolah dan sesampainya di rumah aku menangis sepuasnya dan aku tidak tahu harus berbuat apa, sampai-sampai sewaktu aku mandi dan berkeramas aku salah mengambil shampoo, bukan shampoo yang untuk aku keramas tapi sabum mukaku "astaghfirullah haladzim, ya allah apa yang aku rasa sampai segitunya aku merasa" ucapku dalam hati. Hari itu ku coba tuk terima kenyataan yang mungkin nanti akan ku hadapi, ku coba tuk ikhlaskan kenyataan ini, akhirnya ku dapat menerima keputusan risqi untuk sekolah di Jakarta.

Semakin hari semakin dekat hari pemberangkatannya ke Jakarta "mba, risqi mau nitip surat lo buat mba ani' kata rike waktu duduk di  teras sekolah denganku. "rik, aku juga mau nitip sesuatu buat dia" balasku padanya. Menjelang hari hari esok keberangkatannya, "mba sorry suratnya enggak aku bawa  lupa mba" kata rike pagi itu, hatiku sedikit kecewa padanya karena aku sudah tidak sabar untuk menerima dan membaca suratnya. Kemudian sepulang sekolah aku sodorkan kado kecil berbungkus kertas biru dengan pita kecil yang didalamnya ada sebuah benda kesayanganku dan secarik kertas kata-kata untuk risqi "rike nitip ini ya buat risqi tapi bilang padanya bukanya nanti kalau sudah sampai di Jakarta" kataku sambil meletakan kadoku ditangannya "so sweet…" kata rike padaku, aku hanya tersenyum malu dengan perkataannya itu, sayang esok hari libur jadi tidak berangkat sekolah dan akupun tidak bisa menerima surat dari risqi hari itu.

Awalnya aku berfikir akan senang menerima suratnya dan akan lebih bahagia setelah membaca suratnya, namun apa yang terjadi?... kurasakan perih dihati ini dan tak kuasa ku bendung air mataku  ketika ku baca suratnya. Kata perpisahan yang dia tukis membuat hatiku diselimuti kesedihan yang tak tahu dimana akhirnya. Namun aku senang di surat itu dia tulis tidak akan melupakan ku dan dia suka dengan kadoku.

Meskipun ku tak tahu dirinya pasti namun ku yakin dengan cintaku . ku tak tahu bagaimana ku harus menyikapi semua ini, ketakutan menyelimuti hatiku disaat ku berfikir jikalau suatu waktu ku merindukannya bagaimana ku obati rindu ini, disaat ku ingin bersamanya bagaimana semua itu?...

Kenapa cintaku selalu terkalahkan  oleh waktu dan kenapa pula aku harus berpasrah diri menerima semua ini. Andai ku dapat mengulang waktu ku kan dekap erat dirinya sampai tak satupun dapat memisahkan.

Namun ku kembalikan pada yang kuasa, kalaupun dia untukku pastinya ku kan selalu merasa dia selalu hadir dan selalu ada untukku, selalu menemani kesunyian cintaku ini dan entah sampai kapan ku kan terus terbelenggu dalam khayalan cinta ini, tapi aku yakin dia nyata dalam hidupku.

Sunyi terasa ku duduk sendiri di belakang rumahku tak satupun menemani, hanya rasa kegalauan dalam hati dan suara tangis yang tiba-tiba terdengar lirih di telingaku "mungkin kah ini suara tangis hatiku" tanyaku dalam hati. Namun semakin lama ku dengar tangis itu semakin keras suaranya dan memanggil "mama…mama…mama…", astagfirullahaladzim" ucapku seketika itu" ternyata bukan tangis hatiku tapi tangis anak tetanggaku yang bangun tidur".


The end.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar